Sang Alkemis, Bagi Saya (Part II)

www.pexels.com

Ada satu percakapan lagi yang menurut saya cukup menarik, yaitu ketika Santiago akhirnya bertemu sang Alkemis, di Mesir. Dan sang Alkemis menyodorkan segelas minuman padanya.

"Bukankah anggur diharamkan di sini?" Tanya Santiago.

"Bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." sahut Sang Alkemis.

Lalu sang Alkemis mengajarkan Santiago tentang kehidupan. Ketika Santiago akhirnya bertemu wanita gurun bernama Fatimah dan mereka jatuh cinta. Santiago memutuskan untuk tinggal dan berhenti mencari harta karun. Dan sang Alkemis berkata,

"Kau harus mengerti, cinta tak pernah menghalangi orang megejar takdirnya. kalau dia melepaskan impiannya, itu karena cintanya bukan cinta sejati... bukan cinta yang berbicara Bahasa Dunia."

Satu ketika, Sang Alkemis menyuruh Santiago untuk mulai menedengar suara hatinya sendiri. Bahwa menurutnya, suara hati haruslah didengar. Seketika Santiago takut hatinya berkhianat.

"Penghianat adalah pukulan tak terduga-duga. Kalau kau mengenal hatimu dengan baik, dia tidak akan pernah mengkhianatimu. Sebab kau tahu pasti mimpi-mimpi dan keinginan-keinginannya, dan kau akan tahu juga cara menyikapinya."

"Kau tak pernah bisa lari dari hatimu. Jadi, sebaik-baiknya dengarkanlah suaranya. Dengan begitu, kau tidak perlu takut mendapatkan pukulan yang tidak disangka-sangka."

"Katakan pada hatimu, rasa takut akan penderitaan justru lebih menyiksa daripada penderitaan itu sendiri. Dan tak ada hati yang menderita saat mengejar impian-impiannya, sebab setiap detik pencarian itu bisa diibaratkan pertemuan kembali dengan Tuhan dan keabadian."

Mendengarkan suara hati, berbicara bahasa dunia, membaca pertanda-pertanda alam, itulah yang dilakukan Santiago hingga akhirnya ia berhasil menemukan harta karunnya, meskipun babak belur.

***

Dan menurut saya, perihal kesuksesan oleh Paulo Coelho disederhanakan menjadi beberapa variabel:

  • Variabel I: Ketika kamu hendak memulai perjalanan menuju takdirmu, akan selalu ada daya yang menghendakimu mewujudkan takdirmu; kau dibiarkan mencicipi sukses, untuk menambah semangatmu.
  • Variabel II: Ketika kamu hampir sampai menuju takdirmu, kau selalu akan dibuat sejatuh-jatuhnya hingga rasanya tak ada jalan keluar selain putar balik kembali ke garis start dan memulai hal yang lain.
  • Variable III: Dalam usaha menuju takdirmu, hatimu sudah pasti tidak akan menderita.

Kalau kau sudah merasakan si-beginner luck and si-falling down so deep, Paulo pastikan kamu bertemu dengan takdirmu. So, you just need to keep it up!

Dan saya ulangi sekali lagi sebuah kalimat ini, "Dan saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya."

Percayalah, seluruh jagat raya ini bernyawa dan berbicara. Lalu peka-lah terhadap pertandanya.

Salute, Paulo Coelho!



Komentar

Postingan Populer